Categories
News & Article

Pagelaran Keroncong Rumpun Budaya Asean

 

Penyanyi muda Indonesia Rafa Ramaniya menyanyikan lagu keroncong saat Pagelaran Keroncong Rumpun Budaya Asean di Botani Square, Kota Bogor, Jawa Barat, Minggu (15/4/2018). Pagelaran keroncong budaya Asean yang diselenggarakan Yayasan Komunitas Insan Keroncong Indonesia (YKIKI) yang menampilkan penyanyi keroncong Asean dari negara Indonesia, Malaysia dan Singapura tersebut selain untuk memeringati Hari Kartini sekaligus ajang silaturahmi dan upaya untuk mengenalkan serta melestarikan budaya musik keroncong untuk generasi muda. (ANTARA FOTO/Arif Firmansyah)

Categories
News & Article

Pecah Rekor, 15.000 Realme 2 Terjual dalam 10 Menit di Indonesia

KOMPAS.com – Smartphone pendatang baru Realme 2 merengkuh sukses dalam debut penjualan online-nya di Tanah Air pada hari ini, Selasa (16/10/2018). Menggandeng e-commerce Lazada, Realme 2 diklaim terjual 15.000 unit dalam waktu 10 menit. “Terjual 15.000 unit dalam waktu 10 menit untuk sebuah merek smartphone yang baru kami perkenalkan beberapa minggu lalu di Indonesia merupakan sesuatu yang sangat membanggakan,” aku Josef Wang, Marketing Director of Realme SEA dalam keterangan tertulis.

Kesukesan penjualan di Indonesia menyusul kesuksesan yang sama di India. Dari keterangan tertulis yang diterima KompasTekno, dalam perjualan perdananya di India, Realme 2 berhasil terjual sebanyak 200.000 dalam waktu 5 menit. Belum surut, pada periode penjualan online berikutnya di India, Realme kembali laris manis. Sebanyak 700.000 unit yang terdiri dari Realme 2, Realme 2 Pro, dan Realme C1 ludes terjual dalam waktu 12 jam.

Pihak Realme mengaku sejak diluncurkan, terjadi peningkatan trafik online di toko resmi Realme di LazMall. Spesifikasi Realme 2 mengusung desain ala smartphone kekinian. Bentang layar LCD-nya 6,2 inci yang disisipi poni atau notch di ujung display. Resolusi display-nya 720 x 1520 dengan rasio aspek 19:9. Dapur pacunya mengandalkan Snapdragon 450 dengan dua pilihan kapasitas. Pertama adalah model RAM 3 GB/32 GB yang dijual mulai dari Rp Rp 1,999 juta dan dan 4 GB/64 GB yang dijual mulai dari Rp 2,4 juta. Memori internal keduanya bisa diekspansi menggunakan microSD.

Ponsel ini didukung kamera ganda di bodi belakang dengan konfigurasi 13 megapiksel dan 2 megapiksel, sementara di depan tersemat sensor kamera 8 megapiksel untuk menghasilkan swafoto. Sensor pemindai sidik jari terpatri bodi belakang, meski ada juga fitur face unlock. Perangkat ini dijalankan dengan sistem operasi Android 8.1 Oreo yang dilapisi antarmuka ColorOS 5.1.

Di bawah perangkat terbenam baterai sebesar 4.230 mAh. Baca juga: Realme C1 Resmi di Indonesia, Ponsel Kamera Ganda Rp 1,4 Juta Realme 2 membawa desain mirip potongan berlian dan menggunakan 12 lapis laminasi nanoteknologi untuk melindungi perangkat dari goresan dan cipratan air. Sesi penjualan Realme 2 akan diadakan kembali pekan depan di situs e-commerce Lazada. Khusus untuk Realme 2 Pro, penjualan online akan dilakukan pada 23 Oktober pukul 11.00 WIB di Lazada. Sementara Realme 2 reguler akan dijual lagi pada 24 Oktober pukul 11.00 WIB di platform yang sama.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Pecah Rekor, 15.000 Realme 2 Terjual dalam 10 Menit di Indonesia”, https://tekno.kompas.com/read/2018/10/16/15525027/pecah-rekor-15000-realme-2-terjual-dalam-10-menit-di-indonesia.

Penulis : Wahyunanda Kusuma Pertiwi
Editor : Reska K. Nistanto

Categories
News & Article

Mari Menari Penghormatan untuk Rudy Wowor

JAKARTA, KOMPAS.com– EKI dance Company mempersembahkan “Mari Menari” sebagai ungkapan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Rudy Wowor, maestro Indonesia yang kiprahnya terbentang dari dunia tari, akting, fashion hingga penulis, pada 13 Oktober 2018 pukul 15:00 dan 19.00 WIB di Galeri Indonesia Kaya, Lt 8 Grand Indoneisa Pertunjukan ini akan memutar video tentang Rudy Wowor, juga menghadirkan beberapa tarian yang terinspirasi, baik dari tarian-tarian, ataupun proyek-proyek yang telah ditekuni oleh Rudy Wowor selama masa beliau berkarya.

Tarian-tarian yang akan dihadirkan merupakan karya dari Rudy Wowor yang dipentaskan ulang serta karya dari murid-muridnya. Selain itu, penari-penari yang terlibat dalam pertunjukan ini, sebagian besar adalah murid-murid dari Rudy Wowor yang ingin memberikan apresiasi bagi kerja keras Rudy Wowor selama ini sebagai seniman Indonesia. Seniman multi talenta ini telah berkarier sebagai penari, koreografer, fashion maupun art performance, model, aktor, sutradara, penulis dan banyak lagi. Sepanjang kariernya, selain di Indonesia ia telah berkiprah di berbagai negara seperti Belanda , Jerman, Perancis, serta Spanyol . Players are nowFor the professional gamblers, award-winning Casino Hold’em game powered by a secure casino hotel for sale in las vegas 3D software is available.

Tahun 1968 ia telah menjadi salah satu penari utama pada konser music Rolling Stones ketika tur di eropa. Pada awa karier di Indonesia tahun 1970an, bisa dikatakan ia sebagai salah satu seniman yang meletakan batu pertama dibangunnya dunia seni pertunjukan di Indonesia. Bisa dikatakan Rudy Wowor yang membawa Indonesia mengenal istilah ‘show director’ dalam peragaan busana, sehingga berdampak pada sebuah pergelaran yang relatif canggih, lantaran mengikutsertakan banyak unsur, seperti akting, tari , hingga musik dan dekorasi. Selain itu, Rudy juga menggarap aksi panggung untuk sejumlah penyanyi seperti Vina Panduwinata, Hetty Koes Endang, SAS Grup dan banyak lagi.

Belakangan beliau juga banyak membintangi film seperti Cut Nya Dhien, yang membawanya sebagai nominasi peran pembantu terbaik, lalu Java Heat, dan sejumlah drama televisi. Dengan adanya event ini, diharapkan semua orang dapat lebih mengenal siapa itu Rudy Wowor dan apa yang sudah beliau lakukan bagi seni di Indonesia, agar apa yang selama ini ia perjuangkan dan berikan kepada murid-muridnya tetap hidup, dan tidak hilang ditelan zaman. Eksotika Karmawibhangga Indonesia (EKI) adalah sebuah dance company profesional yang memadukan unsur tradisi dan kontemporer dalam karya-karyanya. EKI didirikan tahun 1996 oleh Aiko Senosoenoto dan Rusdy Rukmarata. Keduanya terinspirasi oleh semangat Karmawibhangga – sederet relief Candi Borobudur yang kini terkubur – yang menebarkan paham keterbukaan pemikiran dan potret yang jujur dari masyarakat pada zamannya.

Selama sepuluh tahun terakhir ini, EKI juga telah melahirkan sejumlah pementas- an musikal seperti : Madame Dasima (2001), China Moon (2003), Lovers and Liars (2004), Battle of Love (2005), Freakin’ Crazy You (2006), Miss Kadaluwarsa (2007), Jakarta Love Riot (2010), Kabaret Oriental (2012) dan lain-lain. Pada September 2016 lalu, EKI dipercaya untuk tampil pada Jamuan Makan Malam Kenegaraan di Istana Negara, di hadapan Presiden RI Joko Widodo dan tamu negara, Presiden Filipina Rodrigo Duterte. Mulai tahun 2016 ini, EKI Dance Company juga rutin menggelar pementasan dengan tajuk EKI Update dengan kemasan variety Show yang mengusung tema berbeda-beda. EKI update yang akan datang , yakni EKI Update 4.0 akan digelar bulan November di Gedung Kesenian Jakarta.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Mari Menari Penghormatan untuk Rudy Wowor”, https://entertainment.kompas.com/read/2018/10/09/054637110/mari-menari-penghormatan-untuk-rudy-wowor.

Penulis : Jodhi Yudono
Editor : Jodhi Yudono

Categories
News & Article

Fasilitas Taman Indonesia Kaya

SEMARANG, KOMPAS.com–Setelah membangun Galeri Indonesia Kaya sebagai ruang publik pertama di Indonesia yang memadukan konsep edukasi dengan digital multimedia untuk memperkenalkan kebudayaan Indonesia, Bakti Budaya Djarum Foundation kembali membangun ruang publik lainnya yang didedikasikan untuk masyarakat dan dunia seni pertunjukan Indonesia. Pada Rabu, 10 Oktober 2018, bertepatan dengan ulang tahun Galeri Indonesia Kaya ke-5, Pemerintah Kota Semarang dan Bakti Budaya Djarum Foundation meresmikan Taman Indonesia Kaya.

Taman Indonesia Kaya memiliki beberapa fasilitas yang dapat dikunjungi, seperti Panggung Budaya yang dibangun dengan 2 sisi yang dapat digunakan. Sisi pertama, menghadap SMA N 1 dapat digunakan untuk pementasan dengan kapasitas ± 200 orang dan sisi menghadap kantor gubernur dapat menampung ± 800 orang, Taman Pandawa Lima yang dibuat oleh Komroden Haro, Pelataran Penikmat Seni, Amphitheater, Area Hijau, Gerbang Mural karya 5 seniman muda Semarang (Puthut Aldoko Wilis, Arief Hadinata, Azis Wicaksono, Guruh Indra W dan Muhammad So’if), dan Air Mancur Menari yang dibangun oleh Pemerintah Kota Semarang yang dapat bergerak selaras dengan alunan musik klasik dan lagu-lagu perjuangan Indonesia yang dijadwalkan akan menyala setiap hari pada pukul 19.00 – 20.00 dan hingga pukul 21.00 di akhir pekan.

Pelataran Penikmat Seni Amphitheater berkapasitas 1.000 pengunjung yang dibangun oleh Bakti Budaya Djarum Foundation ini dilengkapi dengan sarana pendukung pertunjukan seperti ruang ganti penampil dengan pendingin ruangan, serta toilet umum dan disabilitas.  “Lima tahun yang lalu, kami meresmikan Galeri Indonesia Kaya di Jakarta sebagai ruang publik yang bertujuan untuk mengenalkan kebudayaan Indonesia. Sejak 10 Oktober 2013, Galeri Indonesia Kaya telah menyelenggarakan lebih dari 1.500 pertunjukan seni yang melibatkan ratusan seniman Indonesia dari berbagai generasi. Hari ini, kami meresmikan Taman Indonesia Kaya di Semarang yang juga menjadi ruang publik untuk mendukung aktivitas dan keberlangsungan seni budaya lokal di Jawa Tengah dan di Indonesia.

Ke depannya, Taman Indonesia Kaya akan menampilkan ragam seni pertunjukan yang dapat dinikmati oleh masyarakat. Dengan adanya Taman Indonesia Kaya ini, diharapkan seni pertunjukan Indonesia dapat lebih maju dan lebih berkembang di tanah air kita,” ujar Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation Perawatan hijau taman akan dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarang, sedangkan untuk pihak Bakti Budaya Djarum Foundation dijadwalkan untuk menyelenggarakan pertunjukan panggung budaya dan seni dari para pekerja seni yang dapat dinikmati masyarakat setiap satu bulan sekali. Pertunjukan pertama direncanakan akan diadakan pada tanggal 27 Oktober 2018 yang akan diisi oleh seniman senior Indonesia, yaitu Butet Kertaradjasa, Agus Noor, Djaduk Ferianto, Cak Lontong, Prie GS, Sruti Respati, dan seniman-seniman asal Semarang, Jogja, Solo, dan Kudus akan turut meramaikan pementasan perdana di Panggung Budaya Taman Indonesia Kaya.

Pembangunan Taman Indonesia Kaya yang dikerjakan oleh PT Idealand Cipta Hijau ini membutuhkan waktu 11 bulan dalam melengkapi semua fasilitas. Nantinya di Taman Indonesia Kaya juga akan mengadakan program-program seperti workshop tari ataupun kegiatan yang berhubungan dengan seni pertunjukan dan diadakan secara rutin. Program ini akan bekerja sama dengan para komunitas seni yang ada di Semarang dan masyarakat dapat mengikuti program ini tanpa dipungut biaya. Panggung Budaya dapat digunakan untuk kegiatan seni dan budaya secara gratis pula. Untuk informasi lebih lanjut tentang penggunaan dan peminjaman Panggung Budaya di Taman Indonesia Kaya, para seniman dan pekerja seni dapat mengirimkan email ke taman@indonesiakaya.com

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Fasilitas Taman Indonesia Kaya”, https://entertainment.kompas.com/read/2018/10/11/073901010/fasilitas-taman-indonesia-kaya.
Penulis : Jodhi Yudono
Editor : Jodhi Yudono

Categories
News & Article

Waspada, Malware Android Menyamar Jadi Play Store

KOMPAS.com – Hati-hatilah apabila menjumpai aplikasi Android dengan ikon mirip toko aplikasi Google Play Store di internet. Bisa saja aplikasi tersebut merupakan program jahat yang menyamar untuk mengelabui calon korbannya. Keberadaan malware bernama “GPlayed” ini belakangan diungkap oleh peneliti firma riset sekuriti Cisco Talos dalam sebuah laporan.  Selain nama dan ikon mirip Google Play Store, sang program jahat juga melabeli diri sebagai “Google Play Marketplace” agar semakin meyakinkan.

Padahal, kenyataanya GPlayed merupakan malware jenis trojan yang powerful karena mampu melakukan banyak hal begitu terpasang di perangkat Android korban.  Awalnya ia akan meminta permission untuk mengakses daftar kontak di ponsel korban, berikut akses administrator dan settings sistem operasi. Ikon malware Gplayed (kiri) yang mirip dengan toko aplikasi Google Play Store asli.(Cisco Talos) Setelah itu, “Operator si program jahat bisa memasang plugin secara remote, menginjeksi script, bahkan membuat kode .NET baru yang bisa dieksekusi,” tulis peneliti Cisco Talos dalam penjelasan mengenai GPlayed.

Dengan kata lain, pembuat malware bisa mengembangkan kemampuannya dari jauh tanpa perlu mengkompilasi ulang atau memperbarui paket trojan di perangkat yang terifeksi. Gplayed pun bisa dibuat jadi serba bisa. Baca juga: Hati-hati! Aplikasi Palsu Fortnite Bawa Malware “Ini adalah trojan berkemampan penuh yang mampu berfungsi sebagai trojan bank hingga mata-mata. Berarti ia bisa melakukan segala hal mulai dari mencuri informasi perbankan korban sampai memonitor lokasi perangkat,” tambah para peneliti Cisco Talos.

Sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Digit.in, Selasa (16/10/2018), Gplayed saat ini tampak seperti masih dalam masa pengujian dan belum dilepas sepenuhnya.  Dari bahasa yang ditampilkan sang malware di kotak-kotak dialog permission, sang malware agaknya ditargetkan untuk korban dari kalangan pengguna berbahasa Rusia, meski sebenarnya mudah saja ia dibuat berbahasa lain. Cisco Talos menambahkan bahwa tren malware yang menyaru sebagai aplikasi resmi ini belakangan semakin mengemuka, karena makin banyak pula pembuat aplikasi yang ingin mendistribusikan aplikasinya tanpa melalui Google Play Store.

Sebelumnya pernah ditemukan pula malware yang menyamar sebagai game populer Fortnite. Game ini memang tidak ada di Play Store karena pembuatnya tak mau membayar potongan 30 persen yang dipungut Google. Pada akhirnya, yang menjadi korban adalah pengguna awam yang tak bisa membedakan mana aplikasi asli dan mana aplikasi jadi-jadian.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Waspada, Malware Android Menyamar Jadi Play Store”, https://tekno.kompas.com/read/2018/10/16/15040087/waspada-malware-android-menyamar-jadi-play-store.
Penulis : Oik Yusuf
Editor : Reska K. Nistanto

Categories
News & Article

Perjalanan 50 Tahun Arfial

SURAKARTA, KOMPAS.com– Pameran retrospeksi karya Perjalanan 50 Tahun Arfial Arsad Hakim yang akan diselenggarakan di Bentara Budaya Balai Soedjatmoko Solo tanggal 10-15 Oktober 2018 adalah penyelenggaraan yang tertunda karena sesungguhnya Arfial merencanakan pameran retrospeksinya diselenggarakan pada tahun 2016 setelah terselenggara di Galeri Nasional Indonesia pada bulan Maret 2016 yang lalu.

Karena berbagai hal, Arfial menunda pameran retrospeksinya di Balai Soedjatmoko Solo. Pembukaan pameran berlangsung Rabu, 10 Oktober 2018 pukul 19.30 WIB. Dibuka oleh: Prof. Dr. H. Ravik Karsidi, M.S. (Rektor Universitas Sebelas Maret), Dr. Guntur, M.Hum. (Rektor Institut Seni Indonesia Surakarta), Prof. Dr. Ir. Kohar Sulistyadi, MSIE. (Plt. Rektor Universitas sahid Surakarta); dengan hiburan musik akustik oleh: Afie Suarsa, S. You can also https://clickmiamibeach.com/ use the form below. Sn. dkk.

Pameran ini akan menampilkan karya Arfial Arsad Hakim (68) mulai dari yang dihasilkan tahun 1968 semasa dia belajar melukis pada pelukis Sekargunung di Medan berupa lukisan pemandangan alam dan potret naturalis realis, lukisan tahun 1971 sewaktu Arfial kuliah di Fakultas Teknik Sipil UNSRI Palembang yang juga dalam genre yang sama, gambar dan skets karya tahun 1972/ 1973 awal kuliah di Seni Rupa ITB, lukisan karya capaian studi tahun 1978 dan perjalanan panjangnya sampai karya terakhir tahun 2018.

Pameran retrospeksi di Galeri Nasional Indonesia dominan karya lukisan, sedangkan pamerannya di Balai Soedjatmoko Solo lebih banyak memamerkan gambar dan skets yang belum sempat dipamerkan sewaktu di Jakarta. Sebagian besar lukisan dalam pameran tahun 2016 yang lalu dipinjam dari beberapa orang kolektornya yang berdomisili di Jakarta, untuk pamerannya di Solo hal ini sulit dilakukan.

Sebagai pelukis yang juga pendidik (sebagai Asisten Dosen di Seni Rupa ITB 1976-1980, Dosen FSRD UNS 1981-2015, Dosen LB ISI Solo 2000-2003), Dosen LB FSRD USAHID 2010-sekarang), maka Arfial Arsad Hakim Sang Pelukis Sang Guru yang telah mendedikasikan hidupnya sebagai pelukis selama 50 tahun (1968-2018) dan sebagai guru lebih dari 40 tahun (1976-2018), tentunya memiliki banyak pengalaman yang dapat diapresiasikan dalam pameran ini. Hal ini dapat disaksikan dalam materi utama pameran berupa lukisan, gambar, dan skets, patung, serta materi pendukung berupa tulisan, artikel, kegiatan diskusi, menjadi yuri, dan lain-lain.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Perjalanan 50 Tahun Arfial”, https://entertainment.kompas.com/read/2018/10/10/090002210/perjalanan-50-tahun-arfial.
Penulis : Jodhi Yudono
Editor : Jodhi Yudono

Categories
News & Article

Butet Kertaredjasa Akan Tampil di Panggung Taman Indonesia Kaya

SEMARANG, KOMPAS.com – Seniman Butet Kartaredjasa, Agus Noor, Sruti Respati, Prie Gs hingga Cak Lontong akan berkolaborasi di panggung terbuka di Taman Indonesia Kaya di Semarang, Jawa Tengah. Pementasan teater kolaboratif rencana digelar pada Sabtu, 27 Oktober 2018 mendatang.

Program Assosiate Bhakti Budaya Djarum Foundation, Teguh Abratama, menjelaskan, Butet dan para seniman lain akan tampil untuk kali pertama di panggung terbuka yang baru diresmikan Wali Kota Semarang di tengah pekan lalu. Taman Indonesia Kaya di Semarang dibangun di pusat kota, atau di tengah taman KB Semarang. Panggung terbuka dibangun untuk mewadahi dan mengembangkan para seniman lokal berkreasi.

Direncanakan, selama tiap bulan akan ada seniman ternama untuk ikut meramaikan budaya masyarakat Jawa Tengah. “Pertunjukkan pertama diadakan 27 Oktober dengan bintang tamu mas Butet, Agus Noor, Prie Gs, dan lainya,” ujar Teguh, saat ditemui Minggu (14/10/2018). Ia menjelaskan, Butet nantinya akan tampil di dalam pentas teater rakyat. Butet yang sudah bergelut di dunia itu akan menunjukkan kepiawaiannya di depan masyarakat Jawa Tengah. “Penampilannya teater rakyat. Seperti yang mas Butet lalukan di Jakarta dan sering diadakan di Galeri Indonesia Kaya,” tandasnya.

Indonesia Menari

Selain pentas teater, Taman Indoneisa Kaya juga bakal diramaikan dengan kegiatan Indonesia Menari pada 11 November 2018. Di lokasi car free day di Semarang, masyarkat Jawa Tengah mulai dibagi cara menari dan berkoreografi. Calon peserta Indonesia Menari juga bisa belajar melalui YouTube. “Anak muda kami ajak belajar menari. Ada 4 lagu daerah yang mengiringi. Di Semarang, kontes Indonesia menari digelar pukul 16.00 WIB,” kata Teguh.

Kontes Indonesia Menari 2018 bakal digelar serentak di Jakarta, Bandung, dan Solo. Ufa Sofura, koreografer Indonesia Menari 2018, mengaku bangga bisa dipercaya untuk menciptakan koreografi untuk event itu. Ia pun menggabungkan unsur tradisional dan modern dalam tiap tarian. “Unsur tradisional dan modern dalam setiap gerakan kami mengemasnya dengan gerak-gerakan yang lebih energik untuk koreografer, sehingga memberikan warna baru bagi Indonesia Menari 2018,” kata Ufa.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Butet Kertaredjasa Akan Tampil di Panggung Taman Indonesia Kaya”, https://entertainment.kompas.com/read/2018/10/14/200406910/butet-kertaredjasa-akan-tampil-di-panggung-taman-indonesia-kaya.

Penulis : Kontributor Semarang, Nazar Nurdin
Editor : Kistyarini

Categories
News & Article

Metamorfosis Taman Indonesia Kaya

SEMARANG, KOMPAS.com–Tahun 80an, saat saya masih tinggal di Semarang hingga awal tahun 1990, Taman Menteri Supeno yang terletak persis di seberang SMA Negeri 1 Semarang adalah taman tempat muara warga Semarang melepaskan penat. Sebab di sana, selain menjadi tempat berkumpul, juga ramai penjaja makanan, mulai dari penjual mie kopyok, tahu gimbal, gorengan, dan lain-lain. Namun yang paling terkenal dari Taman Menteri Supeno selain penjual makanan, adalah karena taman ini juga menjadi tempat mangkal kaum waria. Fakta ini diterima warga Semarang sebagai sebuah keniscayaan sebuah kota besar.

Kaum waria yang sebagian menjajakan diri maupun yang sekedar nampang, menjadi bagian denyut kehidupan malam Kota Semarang. Kehadiran kaum Waria menjadi unik di taman ini. Sebab, selain menjadi “momok” yang menakutkan bagi para penjaga moral, kaum Waria juga menjadi “tontonan” menarik bagi sebagian masyarakat. Waria yang sebelumnya hanya ada di panggung-panggung seni tradisionl seperti ludruk dan wayang orang, kala itu bisa ditonton dalam kehidupan sehari-hari. Begitulah, antara moral dan “hiburan” berkelindan atas kehadiran kaum Waria di taman ini. Itulah sebabnya, sesekali kami menyaksikan para Waria lari terbirit-birit menghindari kejaran pasukan Tibum (ketertiban umum) yang kini mungkin bernama Satpol PP.

Sebagai “anak malam”, saya sedikit tahu bagaimana denyut hidup taman ini, taman yang kemudian dinamai sebagai Taman KB (Keluarga Berencana) dengan simbol patung seorang ibu dengan dua anak yang menghadap ke Jalan Pahlawan. Gara-gara tak ada patung ayah, maka kerap pula taman ini dinamai Patung Randa (patung janda). Sampai akhirnya, di awal tahun 2000an, Pemerintah Kota Semarang yang bekerja sama dengan para seniman Semarang sepakat untuk lebih menghidupkan taman ini. Maka, di salah satu sudut yang menghadap SMA Negeri 1 dibuatlah panggung musik, dan di setiap sudut taman dipasang lampu yang benderang. “Maka sejak saat itulah, kaum Waria sudah mulai berkurang. Para Waria dan pelanggannya mungkin malu, karena tidak ada tempat remang-remang untuk bertransaksi,” ujar Marco Marnadi, mantan Ketua Dewan Kesenian Semarang.

Selanjutnya, malam-malam Taman Menteri Supeno menjadi taman yang menyenangkan. Para penjaja makanan berderet mengitari taman, menjadi daya tarik orang berkunjung ke taman ini. Taman yang benderang, membuatnya tempat yang terbuka dan aman bagi keluarga yang membawa anak-anak di bawah umur. Sampai akhirnya, tanggal 10 Oktober, taman ini berubah menjadi Taman Indonesia Kaya. Diresmikan oleh Walikota Semarang, H. Hendrar Prihadi, SE. MM pada 10 Oktober 2018. Dalam sambutannya, Walikota mengatakan, “Kehadiran Taman Indonesia Kaya bisa memotivasi seniman Semarang belajar dari seniman nasional, bagaimana lightingnya, manajemennya. Kita bisa belajar dari mereka. Membangun kota ini harus bergerak bersama, taman ini sebuah contoh kita bergerak bersama. Top Rank is casinodulacleamy.com a highly regarded affiliate program. ”

Taman Indonesia Kaya adalah taman dengan panggung seni pertunjukan terbuka pertama di Jawa Tengah yang ditujukan sebagai wadah ekspresi para seniman dan pekerja seni. Groundbreaking Taman Indonesia Kaya telah dilakukan pada tanggal 1 November 2017 sebagai tanda dimulainya pembangunan taman dengan dihadiri oleh Walikota Semarang, H. Hendrar Prihadi, SE. MM bersama President Director Djarum Foundation, Victor Rachmat Hartono. Taman yang dahulu dikenal sebagai Taman KB ini bertempat di Jl. Menteri Soepeno, Semarang ini telah dipugar dan diberikan fasilitas-fasilitas baru yang dapat mendukung aktivitas masyarakat di sekitar taman. “Bekerja sama dengan Pemerintah Kota Semarang, pembangunan Taman Indonesia Kaya merupakan wujud komitmen kami dalam memperkenalkan kebudayaan Indonesia bagi masyarakat khususnya generasi muda agar tidak kehilangan identitasnya sebagai bangsa Indonesia.

Diharapkan dengan adanya Taman Indonesia Kaya di Semarang dapat menumbuhkan lebih banyak lagi seniman di Jawa Tengah dan sekitarnya yang akan berkontribusi kepada dunia industri kreatif di Indonesia,” ujar Victor Rachmat Hartono, President Director Djarum Foundation. Peresmian Taman Indonesia Kaya ditandai dengan pemencetan tombol dan penandatanganan prasasti oleh Walikota Semarang, H. Hendrar Prihadi, SE. MM yang didampingi oleh Wakil Walikota Semarang, Ir. Hr. Hevearita G. Rahayu bersama President Director Djarum Foundation, Victor Rachmat Hartono dan didampingi oleh Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation, Renitasari Adrian. Taman seluas 5.000 meter persegi ini siap dibuka dan dinikmati oleh masyarakat umum pada tanggal 11 Oktober 2018.

“Terletak di pusat kota, Taman Indonesia Kaya ini memberikan warna baru bagi Kota Semarang dan dapat menjadi rumah bagi para seniman Jawa Tengah yang bisa digunakan untuk berbagai macam kegiatan dan pertunjukan seni budaya. Diharapkan dengan kehadiran Taman Indonesia Kaya, para komunitas seni maupun para pekerja seni yang ada di Jawa Tengah akan lebih terinspirasi dan terdorong untuk menciptakan karya-karya baru untuk mengembangkan seni budaya Jawa Tengah, sehingga dapat lebih dikenal dan mampu bersaing di dunia seni pertunjukan Indonesia,” ujar H. Hendrar Prihadi, SE. MM, Walikota Semarang.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Metamorfosis Taman Indonesia Kaya”, https://entertainment.kompas.com/read/2018/10/11/072757710/metamorfosis-taman-indonesia-kaya.
Penulis : Jodhi Yudono
Editor : Jodhi Yudono

Categories
News & Article

Generasi Muda Jadi Tonggak Pertahankan Adat dan Budaya di Toraja

Liputan6.com, Jakarta Adat dan budaya merupakan warisan nusantara yang harus dilestarikan agar tidak punah. Harapan satu-satunya terletak pada generasi muda suatu daerah. untuk itu, Toraja menggelar penyuluhan gaya hidup sehat untuk generasi muda, yang dianggap sebagai  tonggak dalam mempertahankan adat dan budaya daerah ini.

Generasi muda yang jauh dari pengaruh narkoba merupakan infestasi untuk pelestarian budayaToraja. Yayasan Lingkaran Indonesia Peduli bekerja sama dengan Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja mengadakan kegiatan edukasi pencegahan penggunaan narkoba di wilayah Tana Toraja. Kegiatan ini akan melibatkan komponen masyarakat seperti guru sekolah, pengurus gereja, mahasiswa, dan para siswa sekolah sebagai generasi penerus.

“Tujuan utama kami adalah untuk menjaga aset bangsa yang paling berharga yaitu generasi muda. Jika generasi muda kita sehat dan bebas dari narkoba maka mereka akan mampu mendayagunakan segala bakat dan potensi yang mereka miliki sehingga mereka dapat ikut berkontribusi pada pembangunan bangsa dan kesejahteraan masyarakat dapat meningkat,” kata T. Bandaso Ketua Dewan Pengawas Yayasan Lingkaran Indonesia Peduli seperti pada rilis yang diterima Liputan6.com, Kamis (19/7/2018).

Generasi muda merupakan  tonggak keberlangsungan adat dan budaya di Toraja. Untuk itu, kegiatan ini dilakukan secara berkelanjutan untuk membina dan mengawasi generasi penerus dari bahaya dan bayang-bayang dampak buruk penggunaan narkoba.

”Kami ingin menjaga kelestarian budaya, adat serta segala potensi yang dimilki wilayah Tana Toraja. Hal ini dapat tercapai dengan menciptakan generasi muda yang bebas narkoba dan produktif. Untuk mewujudkan hal itu perlu adanya kerjasama dengan semua pemangku kepentingan seperti yang dilakukan ini,” kata Bandaso.

Kegiatan edukasi yang bertemakan Toraja Peduli telah melaksanakan pelatihan tahap I pada bulan april 2018 selama 3 hari. Peserta terdiri dari 40 orang guru, pengurus gereja, dan mahasiswa. A season of Superseries features twelve tournaments around the world, which introduced desert nights casino no deposit bonus codes 2020 since 2011,Find the Big Win of Your dreams with the most reputable online slot site 2020!

Kegiatan ini merupakan sebuah upaya nyata dalam menjaga masa depan bangsa, khususnya generasi muda Toraja. Pelatihan tahap II akan terdiri dari dua hari pelatihan lanjutan dan satu hari kegiatan edukasi secara langsung di dua sekolah menengah tingkat atas di kota Makale, ibukota Tana Toraja. Dengan digelarnya edukasi ini, diharapkan Tana Toraja yang saat ini menjadi sorotan salah satu destinasi wisata di tanah air, tetap mempertahankan adat dan budaya setempat.